Ayahku Tercinta
karya : Irham Imam Baihaqi
Tahukah engkau, aku menulis surat ini yang ku khususkan sebagai tanda cinta dan sayangku untukmu. Apakah ayah tahu, ketika aku menulis surat ini, aku berusaha menahan linangan air mata paling tidak sampaiku selesaikan tulisan ini. Tapi mata ini berontak, akhirnya kubiarkan air mataku mengalir melewati sudut mata.
Ayah maafkan kelakuanku ynag dulu, aku terlalu egois dan bertindak sesuka hati karena keinginanku ynag tidak bisa ayah turuti. Di saat itu aku iri kepada teman-teman yang lain, ketika mereka dibelikan mainan oleh ayahnya, diasaat melihat mereka dimanjakan oleh kedua orang tuanya dan selalu dituruti apa yang mereka minta. Tapi sekarang aku sadar, bahwa kehidupan kita tidak sama dengan mereka yang orang tuanya adalah orang berdasi sedangkan kita hanyalah gembel yang selalu merajut asa tuk masa depan yang cerah.
Mungkin itulah sebabnya, ayah tidak bisa menuruti semua keinginanku yang berlebihan saat itu. Sekali lagi maafkan anakmu yang nakal ini ayah, Karena pada masa itu aku belum menegerti tentang arti sebuah kehidupan.
Kini aku telah dewasa, sedang berusaha mengejar dan meraih cita-cita di kota orang. Saya akan selalu bersungguh-sungguh dalam mengarungi lautan ilmu disudut kota bertuah ini...
Karena aku ingin suatu saat nanti meihatmu tersenyum bahagia ketika melihat anaknya memakai toga diwaktu wisuda.
Ayah, engkaulah idola didalam hidupku, yang selalu memberi kekuatan di setiap waktu. Dan engkau adalah lelaki nomor satu dalam hidupku yang telah membuat aku menjadi orang yang sesungguhnya. Aku bangga punya ayah yang sangat luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar