Setiap orang
pasti memiliki teman atau yang lebih intens lagi yaitu sahabat. Namun setiap
orang berbeda-beda, ada yang tidak bisa hidup tanpa sahabat dan ada pula yang
bisa hidup tanpa sahabat. Menurut saya sahabat itu adalah orang yang sangat
kita percaya. Ya.. sangat kita percaya dalam hal apapun, menjaga rahasia kita
ataupun menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi sebagai sahabatnya. Tapi
menurut kalian, apakah ada teman yang menusuk sahabatnya, tidak percaya pada
sahabatnya. Ya itu yang sedang saya rasakan, saya sudah bersahabat 14tahun
dengan berbagai macam sifat dan keegoisan masing-masing. Tapi selama saya
menjalani fase-fase dalam bersahabat ini yang saya rasakan senang dan sedih,
tapi banyak senangnya. Memang disemua kehidupan pasti ada senang dan ada sedih.
Saya menikmati semuanya,
ada masa dimana saya ingin menyerah karena sebuah ujian-Nya. Tapi disitu
sahabat saya berperan penting untuk mengembalikan jati diri saya yang hilang
karena kepercayaan diri saya sedang menurun. Tapi semakin bertambah umur saya,
semakin naik tingkatan dalam persahabatan saya, semakin besar pula ujian-ujian
yang diberi dan saya hadapi. Pertengkaran, keegoisan sudah biasa bukan di dalam
persahabatan? Tapi tidak dengan perpisahan, karena persahabatan itu adalah
keluarga, tidak ada yang namanya mantan sahabat atapun mantan keluarga.
Sahabatku adalah keluargaku, karena dia yang menemaniku disaat apapun, disaat
sedih, hancur, terpuruk dan pasti pada saat bahagiaku, pasti aku lewati dengan
sahabat.
Sahabat is everything. Tapi pernah nggak sih kalian dianggap bukan
siapa-siapa, padahal kalian menganggap dia segalanya. Ya, itu yang saya rasakan
saat ini. Dimana saya menganggap sahabat adalah keluarga, sahabat adalah
segalanya, tapi saya diingat saat ada perlunya saja. Jadi singkatnya, saya
bersahabat 9 orang. Dan u know la ya, dari 9 orang itu pasti ada rasa nyaman yg
tidak bisa kalian rasakan sama semuanya. Tapi pasti ada saja yang salah
mengartikan, ataupun kecemburuan semata. Ya cemburu antar sahabat, cemburu
tanpa ada arah dan tujuan dan berujung dengan perpisahan.
Saya merasakan
rasanya dihianati oleh sahabat, sahabat yang saya anggap lebih dari apapun.
Tapi salah, ya salah besar dia membohongiku mentah-mentah aku merasa aku yang
bodoh, aku yang terlalu percaya, dan aku yang salah telah menganggap bersahabatan
itu suci. Dan akhirnya persahabatan saya pecah, semua pergi sendiri-sendiri
entah kemana. Aku hanya menguatkan diriku sendiri, aku memotivasi diriku
sendiri, agar aku bangkit. Dan membangun menset pada diriku, Tentang
kepercayaan dalam sebuah persahabatan.
Percaya dan
bangkit dalam keterpurukan sendirian itu tidak mudah, tidak mudah mengalahkan
ego yang menggebu-nggebu dalam diri. Ada dimana saya mengalahkan itu semua,
mengalahkan ego dan rasa kecewa saya kepada mereka-mereka yang tidak berasalah.
Saya berjuang mengembalikan semua kawan-kawan saya, semua sahabat saya dan
meninggalkan salah satu penghancur dalam persahabatan tersebut, karna prinsip
saya tidak ada mantan sahabat, kenapa bisa memutuskan untuk meninggalkan si
penghancur? Karena dia bukan sahabat, dan tidak layak disebut sahabat. Karena
sahabat tidak menusuk, tidak menipu, serta tidak ada kemunafikan. Sahabat bisa
menjaga, melindungi dan membantu dalam semua masalah kita.
Tidak ada dalam
satupun yang termasuk dalam dirinya si perusak, karena dia hanya memanfaatkan.
Ya, memanfaatkan kebaikan dan ketulusan seseorang yang mempercayainya dalam
segala hal, tapi dia kebalikan dari itu semua. Tapi dengan ketulusan kita ber
8, kita dapat kembali membuka lembaran baru, lembaran yang di dasari kepercayaan,
kenyamanan, saling percaya, saling melindungi dan saling menjaga satu sama
lain.
Karya : Nadiah Putri Amalia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar