Senin, 08 Februari 2021

Ibu Pertiwi Berduka

Ibu Pertiwi Berduka

Lihat semesta menyapa manusia

Alam tampak murka pada kita

Gunung-gunung mulai aktif mengeluarkan isinya

Banjir datang menenggelamkan permukaan

Angin berhembus kencang

Pohon-pohon tumbang

Tanaman hanyut di bawa derasnya air hujan

Bumi dan seisinya layaknya debu yang bertebrangan

Laut dan sungai mengembalikan apa yang bukan miliknya

Getaran tanah membuat manusia berlarian tanpa arah

Manusia behamburan mencari perlindungan

Kasus virus sudah satu tahun hadir yang entah kapan akanberakhir

Merenggut nyawa secara paksa

Sang pencipta melihatkan kekuasaan-Nya

Dan Manusia memilih diam seribu bahasa

Tidak ada satupun yang bisa menghentikan-Nya

Awal tahun dihadapi keadaan pahit

Padahal sudah menggantungkan harap agar berjalan manis

Membuka mata melihat berita

Jutaan jiwa meneteskan air mata

Jiwa-jiwa lemah tak berdaya

Menjerit menyaksikan peringatan semesta

Memang

Semesta sedang marah pada manusia

Bencana-bencana itu kini nyata di depan mata

Tak hanya terdengar dalam cerita

Banyak aksi kemanusiaan

Tangan-tangan kecil ikut memberi

Tak pandang bulu dan suku

Hanya menolong mereka yang sedang pilu

Sudahi air mata dan derita

Jangan jahil lagi pada Ibu Pertiwi

Genggam kembali harapan dan mimpi

Minta sang pencipta segera mengampuni

Lekas pulih ibu pertiwi

Ampuni kami. 


Karya : Salwa Syahira

Negriku Taklagi Seperti Yang Dulu

NEGRIKU TAKLAGI SEPERTI YANG DULU

 

Guruku dulu bilang NEGRIKU iniberagam banyak suku bangsa, ras danjuga budaya.

Guruku dulu bilang NEGRIKU sangat menjujung binikatunggal Ika.

Guruku dulu bilang NEGRIKU berlandaskan Pancasila.

Sekarang kemana itu semua?

Apakah sudah dihapuskan?

Semuanya sudah tidak lagi mendai makna

 

Teriakan NKRI sekarang hanya sebagai fiksi

Kemana pemimpin yang kita inginkan

Apacuman mencari jabatan 

Habis itu duduk selonjoran 

 

Lihatlah rakyat mu yang menjerit jerit kelaparan

Lihatlah rakyat mu yang menjerit jerit tidak mendapat keadilan 

Lihatlah rakyat mu yang menjerit jerit menjadi babu di negriorang

 

Mana yang disebut wakil rakyat

Mana yang disebut pembela rakyat

Apa kalian kami ini anggap sebagi mayat

Yang tidak bisa apa apa

Kenapa ini tuan?

Apa kalian masih kurang

Kalian rampas kebahagiaan rakyat

Kalian rampas keadilan rakyat

Yang salah dibenarkan 

Yang benar kalian bungkam 

Kenapa negri ini?

 

PAHLAWANKU

Kami tidak lagi melawan penjaja asing 

Tapi kita dijajah oleh bangsa sendiri

Sungguh mirisnya negri ini

Negri yang telah kau jaga 

Sampai kau telah mengorbankan nyawa

Kini bagaikan benang kusut

Betapa naifnya mereka

Jasamu dilupakan 

IBU PERTIWI KU

Menangis melihat kelakuan yang mereka perbuat

Banyak korban yang berjatuhan

Dari korban mati penembakan 

Sampai korban mati menjadi garda terdepan 

Apa itu semua hanya sebagai laporan harian?

TANAHKU yang subur kini menjadi gersang 

Oleh Meraka yang bersekongkol dengan tikus yang berada di kantoran

 

Oh tuhan

Padamu ku bersujud

Padamu meminta

Kembalikanlah NEGRIKU seperti dulu

Karya : Immawan Andi Yulianto (Ketua Umum PK IMM Achilles 2021-2022) 

Prajurit Terdepan

 Prajurit Terdepan

Karya : Desi Tri SyawatulFitri

Keringat itu

Perjuangan tulus

Jerih payah yang berlalu

Telah direnggut makhluk kecil

Prajurit terdepan

Mempertahankan kesehatan bangsa

Menjunjung tinggi kesejahteraan

Dengan ribuan pengorbanan

Dimana kesatria itu?

Semua telah luluh lantak

Disambut tangisan bangsa

Melihat kegugurannya

Pakaianmu panas

Tenagamu terkuras

Rohmu pun lepas

Demi selamatkan bangsa dari virus ganas

Kau terikat dengan sumpah

Kau menggenggam tanggung jawab

Meski terkadang

Bangsa sendiri mencemoohmu

Fisikmu tangguh

Hatimu tak pernah rapuh

Pikiranmu gampang luluh

Hingga kau tak pernah mengeluh

Kuatlah prajuritku

Jangan hentikan langkahmu

Selamatkan negerimu

Bumi pertiwi merestuimu

Duka yang kau cipta

Berbalut rasa bangga

Tenanglah di alam sana

Bersama perwira yang mulia

Untukmu Garda Terdepanku

 


Imajinasiku kini tak lagi bisa bekerja.

Menuliskan tentangmu,,

Tentang kisah manusia berhati mulia yang tak pernah merasa takut akan segala mara bahaya.

4 Triwulan yang membuatku selalu berseru,

Hei aku ingin menjadi sepertimu!!!

Jika penat, kau selalu di beri selamat. 

Senyummu terkesan hangat, 

Menjadi-jadi dan seakan-akan,

Indah begitu adanya. 

Jas putih yang sudah tertumpah

Oleh cinta, suka maupun duka

Tapi tak pernah terlihat lusuh

Selalu cerah dan bersinar 

Karena ia sudah terbungkus  

Oleh selimut keihklasan hatimu.

Aku sang pemuda yang mengagumimu,

Mengagumi senyum indah serta cantik hatimu

Turut berdoa atas segala rindu serta lelahmu,

Juga memuji hebat walau kau hampir sekarat

Dan mengajak bangkit untuk tubuh yang sedang sakit 

Aku siap berbenah untuk melangkah bersamamu

Wahai garda terdepanku.....


Karya : Putri W